DUKUNG DAN SEMANGATI SEKOLAH MENJELANG UNAS KOMISI A DPRD BANTUL “NGARUHKE” KE SMU DAN SMK

Jumat Wage, 1 Mei 2009 00:00 WIB ∼ 568 Komentar (0)

Perhatian Komisi A DPRD Kabupaten Bantul terhadap dunia Pendidikan seakan tidak mau lepas sedikitpun. Hal ini antara lain ditunjukkan dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan sebagian besar diarahkan untuk mengawal setiap kegiatan pendidikan baik dalam penerimaan siswa baru, pemantauan kegiatan belajar mengajar, peningkatan kualitas tenaga pendidikan dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan dalam rangka untuk memperoleh kepastian bahwa kebutuhan pendidikan dasar masyarakat yang mengedepankan pada tercapainya sumber daya manusia yang kualitas dapat terpenuhi dengan baik. Memasuki pertengahan April tahun 2009 ini, bagi siswa kelas 12 baik SMU maupun SMK sedang menempuh ujian akhir. Moment inipun tidak dilewatkan oleh Komisi A DPRD Bantul sehingga sejak tanggal 20 April lalu telah aktif melakukan pemantauan terhadap persiapan dan pelaksanaan  Ujian Akhir Nasional. Di Kabupaten Bantul sendiri UNAS untuk SLTA tahun 2009 diikuti oleh 7.992 siswa yang terdiri dari 3.023 siswa SMK dan 4.969 siswa SMA/MA.

Pada pemantauan hari pertama Komisi A mengawali dengan mengunjungi SMA Negeri I Srandakan dan SMK Negeri I Pandak. Menurut Drs. H. Agus Subagyo, Wakil Ketua Komisi A DPRD Bantul pemantauan terhadap  kegiatan pendidikan termasuk diantarnya adalah UNAS merupakan pemantauan yang setiap tahun selalu dilakukan oleh Komisi A. Pengalaman dari tahun ke tahun, bahwa dengan melihat pelaksanaan secara langsung di lapangan, maka Komisi A akan dapat mengetahui secara pasti dukungan apa yang diperlukan dalam mewujudkan misi pendidikan di Kabupaten Bantul yaitu masyarakat yang cerdas berahklak mulia dan berkepribadian Indonesia. Lebih lanjut Agus Subagyo menyampaikan bahwa selama pemantauan setidaknya setiap hari akan mengunjungi 2 sekolah dan kegiatan tersebut direncanakan sampai dengan pelaksanaan UNAS untuk Sekolah Dasar (SD). “  Dalam rangka mendukung sukses UNAS, salah satu kegiatan yang dilakukan Komisi A adalah melakukan pemantauan lapangan terhadap UNAS baik untuk SMU/SMK, SMP maupun SD”

Kepala SMA Negeri I Srandakan, Mohammad Fauzan, S.Pd. ketika menyambut kedatangan Komisi A menyampaikan terima kasih atas perhatian dari DPRD Bantul yang secara resmi melakukan pantauan UNAS ditempatnya. Dengan perhatian tersebut setidaknya akan lebih memotivasi bagi penyelenggara UNAS untuk melaksanakan sebaik mungkin. Dalam pertemuan tersebut juga disampaikan bahwa SMA I Srandakan mengikutkan 114 siswa yang terhimpun dalam 6 kelas. Adapun pelaksanaan UNAS akan berlangsung selama 5 hari dari tanggal 20 sampai 25 April 2009. Untuk pengawas dari ujian ini adalah Mustofa, Msi dari Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Lebih Lanjut Fauzan menyampaikan bahwa untuk persiapan UNAS SMA I Srandakan telah melakukan pembekalan terhadap siswa-siswinya meliputi pembekalan materi dan pembekalan mental. Untuk pembekalan materi dilaksanakan “try out” sebanyak 15 kali yang dilaksanakan atas bantuan Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi dan MKKS. Untuk pembinaan mental, SMA I Srandakan  bekerjasama dengan fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pembekalan ini boleh dinamakan pembekalan plus, karena selain anak-anak didik diberikan materi kesiapan mental dalam menghadapi UNAS anak didik juga diberikan bekal “entrepreneurship”. Pembekalan entrepreneurship dilakukan sebab dari prosentase kelulusan tahun lalu hanya sekitar 30% saja anak didik yang lulus ujian berkeinginan melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Selebihnya lebih memilih memulai usaha baru atau bekerja ke berbagai bidang. Pihak sekolah juga tidak ingin lepas tangan  atas rendahnya keinginan anak didik untuk melanjutkan sekolah, usaha yang dilakukan adalah berkomunikasi dengan orang tua siswa  tentang kemudahan dan fasilitas-fasilitas bea siswa di perguruan tinggi jika anaknya berminat melanjutkan ke jenjang kuliah. Bahkan belum lama ini SMA I Srandakan bekerjasama dengan Profesor Kim dari Korea atas bimbingan dari UGM.

Kendala lain yang muncul dari SMA I Srandakan adalah kekurangan lokal kelas, bahkan bisa dibilang SMA I Srandakan mengalami kelebihan guru kelas. Terjadinya kelebihan guru ini juga merupakan kesulitan sendiri bagi guru untuk mencapai rata-rata jam minimal mengajar sebagai persyaratan sertifikasi guru.
Setelah melakukan peninjauan pelaksanaan UNAS di SMA I Srandakan, rombongan melanjutkan peninjauan ke SMK Pandak. Di SMK pandak, terdapat 158 orang peserta UNAS dan ditambah 10 orang dari SMK YPK Banguntapan yang terbagi dalam 11 kelas.
Dari dialog yang terjadi didapat informasi bahwa motivasi untuk sekolah di sekolah ini cukup rendah, meskipun dari pihak luar maupun donatur bersedia memberikan beasiswa kepada hampir seluruh siswa yang tidak mampu. Salah satu alasan yang diungkapkan adalah terburu ingin berkeluarga.

Pada hari berikutnya rombongan Komisi A melaksanakan peninjauan ke SMK Muhammadiyah Bambanglipuro Bantul. Diterima oleh kepala sekolah, Drs. Slamet Raharjo, M.Pd. dalam pengantarnya mengatakan “Jumlah siswa kami yang terdaftar sebagai peserta UNAS adalah sebanyak 197 siswa, namun 1 orang tidak bisa mengikutinya karena sudah menikah dan 4 bulan ini tidak masuk sekolah”. Untuk tahun lalu tingkat kelulusan di SMK kami adalah 92%” imbuhnya. Kesulitan yang dihadapi oleh SMK swasta dalam mengadakan UNAS ini adalah  persiapan/try out yang dilaksanakan menelan biaya yang cukup banyak, karena selain ujian tertulis juga diadakan ujian kompetensi.

Lain lagi dengan SMA 2 Bantul sebagai obyek kunjungan berikutnya, Drs H. Paimin kepala sekolah SMA 2 Bantul mengungkapkan  jumlah peserta UNAS di SMA 2 Bantul sebanyak 274 siswa yang terbagi atas 117 siswa IPA dan 157 siswa  dan masuk dalam 14 lokal ujian. Untuk try out selain dibantu oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Propinsi dan MKKS, pihak sekolah juga mengadakan secara mandiri melalui APBS yang disetujui oleh komite sekolah. Prosentase kelulusan tahun lalu 100%. “Saat ini SMA 2 sedang merintis menuju Sekolah Standar Internasional” tukasnya. Dalam UNAS tahun ini salah satu permasalahan yang ada terdapat seorang penderita gangguan pada indera penglihatan (low vision). Tetapi oleh sekolah permasalahan telah diantisipasi dengan mengajukan proposal dari tingkat daerah sampai tingkat pusat untuk diberikan kemudahan. Dan ternyata proposal tersebut disetujui terbukti dengan dicetaknya huruf pada soal UNAS dengan ukuran font 16.
Dari kunjungan yang telah dilaksanakan ini, salah satu yang menjadi catatan penting bagi DPRD adalah  masih adanya kekurangan dalam persiapan UNAS  antara lain hasil pelaksanaan try out  yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul masih ada dua kali pelaksanaan yang belum diberikan ke pihak sekolah. Dengan keterlambatan tersebut sekolah mengalami kesulitan untuk menentukan prosentase keberhasilan siswa mengerjakan soal UNAS, dan mata pelajaran apa yang merupakan titik lemah siswa. Mensikapi hal tersebut, dari pihak sekolah ada yang mengambil inisiatif yaitu menginstruksikan kepada siswa untuk membuat salinan jawaban dari  try out yang nantinya akan dikoreksi bersama-sama di sekolah. Pihak Dewan menyayangkan keterlambatan dari Dinas dalam menyediakan secara cepat dan akurat hasil try out UNAS. “Apa gunanya diadakan try out yang menelan biaya cukup banyak namun tidak diketahui hasilnya” ujar Agus Effendi, Anggota Komisi A. Kekurangan lain dari pelaksanaan UNAS yang dilaksanakan Pihak Pemerintah Kabupaten adalah kualitas soal yang kurang baik serta pengerjaan maupun distribusi soal yang nyasar. Hal tersebut diketahui dari ditemukannya soal yang di amplopnya bertuliskan sekolah tersebut namun isinya ternyata untuk sekolah yang lain.

Sementara Sekretaris Komisi A DPRD Bantul Tri Wahyuni, SPd menyampaikan, bahwa dari beberapa kali pemantauan yang dilakukan secara umum pelaksanaan UNAS dapat berjalan dengan tertib dan lancer, semoga hal ini akan berlanjut sampai dengan akhir UNAS tingkat SD. Tri Wahyuni juga mengharapkan bahwa Prestasi UNAS Kabupaten Bantul yang tahun lalu sempat menjadi terbaik se DIY untuk tingkat SMU/SMK dan terbaik ke 2 se DIY untuk tingkat SLTP hendaknya dapat ditingkatkan. Paling tidak ya dipertahankan.



Komentar (0)

Nama harus di isi.
Format E-mail tidak tepat.
Pesan harus diisi, minimal 10 karakter, maksimal 1000 karakter.